Pembaca tipsjalan.com, pada kesempatan ini kami akan mencoba mengulas tentang tradisi khas anak Indonesia yang juga menjadi wisata budaya hingga saat ini dan perlu Anda ketahui. Seperti kita ketahui sebagai negara kepulauan, Indonesia kaya akan budaya dan tradisi dengan memiliki karakter yang berbeda-beda.
Membahas kebudayaan di Indonesia apalagi tentang anak-anak tidak akan ada habisnya. Meskipun dianggap tidak lazim bagi sebagaian orang, tradisi kebudayaan atau kebiasaan tersebut tetap dilakukan oleh masyarakat sebagai warisan budaya nenek moyang mereka.
Berikut ulasan tentang 7 tradisi khas anak Indonesia yang wajib Anda ketahui sebagai penambah wawasan. Barangkali bisa menjadi daftar tujuan wisata menarik selanjutnya.
7 Tradisi Khas Anak Indonesia
Tradisi Pengantin Berkuda Sumenep Madura
Di Desa Pinggir Papas Kecamatan Kali Anget Sumenep Madura, ada tradisi anak yg mengharuskan mereka layaknya seperti orang dewasa. Jika anak-anak di desa itu sudah bisa mengaji dan khatam Alquran, maka akan digelar pengatin dengan menunggangi kuda berkeliling kampung. Anak laki dipasangkan dengan perempuan layaknya pengantin dewasa. Dan diarak sambil diiringi dengan irama musik gendang sarona.
Setelah berkeliling kampung, pengantin ini akan diarak menuju ke makam sesepuh mereka untuk berjiarah dan mengaji mendoakan para arwah leluhur mereka. Setelah itu mereka kembali diarak sampai rumah. teman-teman dan sanak sodara akan memberiakan ucapan selamat atas keberhasilan mereka telah mengkhatamkam Alquran.
Tradisi adat warga Madura ini dilakukan juga di beberapa desa lainnya di Sumenep. Bahkan ada beberapa desa menganggap tradisi ini menjadi ajang perjodohan. Tidak sedikit peserta pengantin berkuda menjadi suami istri setelah dewasa, dan uniknnya pernikahannya awet hingga meninggal.
Ritual Potong Rambut Gimbal Di Dieng Jawa Tengah
Dari Dieng Jawa Tengah ada juga tradisi anak Indonesia yang terkenal sejak dari dulu. Ruwatan potong rambut gimbal merupakan ritual yang digelar untuk menghilangakna nasib buruk untuk anak dan keluarganya. Di Dieng anak rambut gimbal dipercaya sebagai titipaan penguasa alam gaib, dan bisa dipotong jika permintaan sianak dipenuhi.
Baca juga Objek Wisata di Dieng Wonosobo
Permintaan ini murni dari si anak berambut gimbal tanpa diinterversi dari pihak manapun. Kabarnya jika permintaan anak tidak dipenuhi dan rambut gimbalnya tetap dipotong, maka sianak akan sakit dan rambut kembali gimbal kembali. Awalnya anak rambut gembel, sebutan masyarakat dieng untuk anak-anak berambut gimbal diarak oleh seluruh penduduk di tempat pencukuran.
Sebelum dicukur mereka dimandikan di sumur khusus yang ditentukan oleh pemuka Dieng. Setelah acara mandi selesai rambut gimbal dipotong oleh pemuka adat yang sudah ditunjuk. Jika rambut sudah dipotong, benda yang diminta anak harus diberikan kepada anak tersebut, rambut gimbal yang sudah dipotong akan dihayutkan di telaga warna yang akan mengalirkan potongan rambut tersebut ke pantai selatan.
Tradisi Rasulan di Indramayu Jawa Barat
Di Indramayu Jawa Barat sebagai wujud syukur atas lahirnya anak perempuan sekaligus sebagai penanda anak tersebut beragama islam ada tradisi yang dikenal dengan sebutan Rosulan. Anak perempuan yang berusia di bawah 8 th akan mengucapkan 2 kalimat shahadat didepan para undangan yg hadir.
Anak-anak peremupan itu kemudian diarak bersama singgasana keliling desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat. Mereka berpakaian adat bagai putri kerajaan, arak2an ini jg diiringi tabuhan musik khas desa setempat sehingga menambah meriah suasana tradisi Rasulan di Indramayu tersebut.
Tradisi Sipasan Berkepala Naga di Padang Sumatera Barat
Di Padang Provinsi Sumatera Barat, ada sebuah tradisi masyarakat Tiongha untuk anak-anak yang setiap tahun dilakukan. Tradisi tersebut dinamakan Sipasan Berkepala Naga. Tradisi mengangkat sebuah tandu berbentuk lipan raksasa ini, biasanya ditunggangi oleh sejumlah anak.
Pada tahun 2013, tradisi Sipasan Berkepala Naga ini memecahkan rekor dunia atau genius book of records, sebanyak 1500 pria dewasa berhasil mengarak Sipasan yang panjangnya 243 meter dan ditunggangi oleh anak-anak berjumlah 223 orang. Mereka mengarak Sipasan ini sejauh 1900 meter. Di Indonesia, tradisi Sipasan hanya ada di Padang Sumbar dan Kalimantan. Pergelaran Sipasan ini disaksikan oleh ribuan masyakat kota Padang dan juga wisatawan lokal dan juga mancanegara.
Tradisi Joki Cilik Karapan Sapi Lumajang Jawa Timur
Pembaca blog tips wisata murah tipsjalan.com, tahukan Anda kalau karapan sapi ternyata tidak hanya dilaksanakan di Madura saja. Orang Madura yang tinggal di Lumajang juga melakukan tradisi yang sama. Namun tradisi kerapan sapi di Lumajang, yang menjadi joki kerapan sapi adalah anak-anak, mereka berusia dari 11 hingga 14 tahun.
Untuk memenangi lomba, sapi yang dinaiki joki harus bisa melewati garis finish sepanjang 250 meter. Ternyata mereka juga memiliki resep khusus agar sapi-sapi ini bisa berlari kencang, yaitu dengan memberi sapi-sapi ramuan jamu jahe di tubuhnya. Hampir seluruh masyarakat Lumajang ikut menyaksikan tradisi kerapan sapi yang dilaksanakan selama 3 hari.
Tradisi Baayun Anak-anak Pada Perayaan Maulid Nabi di Banjarmasin
Tradisi khas anak yang menjadi wisata budaya Indonesia selanjutnya berasal dari Banjarmasin Kalimantan Selatan yang tak kalah menariknya dengan tradisi khas anak Indonesia lainnya. Baayun anak adalah tradisi yang diikuti oleh anak-anak Banjarmasin pada perayaan Maulid Nabi bagi masyarakat yang beragam Islam.
Baca juga Tempat Wisata Paling Menarik di Banjarmasin
Peserta baayun duduk pada sebuah ayunan yang terbuat dari kain yang diberi aneka bunga-bunga, hiasan kertas, buah-buahan dan benda-benda lain yang dinilai sakral. Mereka akan diayun oleh keluarganya sendiri sambil bernyanyi. Tradisi baayun di Banjarmasin ini bertujuan agar anak menjadi anak yang berguna bagi sekelilingnya. Ada juga yang beranggapan bahwa tradisi ini mampu menyembuhkan penyakit sang anak.
Reog Kendang Tulungagung Jawa Timur
Demi melestarikan tradisi daerah, masyarakat Tulungagung mengadakan tradisi reog kendang bagi anak-anak setiap tahunnya. Diiringi musik tradisional gamelan dan gending jawa, anak-anak beratraksi meragakan kemampuannya menari reog dan juga menabuh kendang.
Baca juga Tempat Wisata Budaya Candi Boyolangu Tulungangung
Meskipun anak-anak gerakan mereka tidak kalah penari-penari dewasa. Tarian yang mereka tampilkan ini merupakan hasil kerja keras latihan sejak lama. Gerakan reog kendang emang agak sulit, disaat waktu bersamaan mereka harus terlihat lincah dan gemulai.
Para pembaca tipsjalan.com, demikianlah 7 tradisi khas anak Indonesia yang bisa menjadi destinasi wisata budaya daerah dan juga Indonesia. Mudah-mudahan ulasan ini bisa berguna dan bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa beritahukan artikel ini kepada sahabat-sahabat Anda, agar mengetahui kekayaan wisata budaya anak Indonesia ini.
sungguh menarik postingan anda bisa membuka mata dunia bahwa di Indonesia punya banyak ragam kebudayaan dan adat istiadat.