Surya Kencana, Taman bunga edelweis di Gunung Gede memiliki luas 50 hektare berada di ketinggian 2.750m di atas permukaan laut (mdpl). Kecantikan, kemegahan, serta mitologinya menjadikannya destinasi paling ramai di kalangan pendaki gunung di Indonesia.
Di Indonesia setidaknya terdapat lima lokasi populer untuk mereguk pemandangan alam, khusunya keindahan hamparan bunga edelweis sepuasnya. Sebutlah Plawangan Sembalun di Gunung Rinjai, Alun-alun Surya Kencana di Gunung Gede, Kalimati di Mahameru Gunung Semeru, serta Tegal Alun di Gunung Papandayan.
Kali ini tipsjalan.com memilih mengulas alun-alun Surya Kencana di Gunung Gede Jawa Barat. Maksud alun-alun disini tentu bukan sebuah dataran yang persis datar seperti tempat upacara di kantor walikota, tetapi lembah datar di Gunung Gede.
Gunung Gede merupakan satu dari Gunung Kembar Gede-Pangroro, seperti nama resmi lokasi ini, yaitu Taman Nasional Gede Pangroro (TNGP). Cara dan rute liburan ke Taman Bunga Edelweis di Gunung Gede inipun tidaklah sulit, kebanyakan ditempuh melalui rute Jakarta-Bogor-Puncak, lalu Cibodas atau Cipanas.
Baca juga Tips Liburan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Jika mendaki Gunung Gede, kita bisa memilih rute melalui Cibodas atau Gunung Putri (Cipanas) atau Salabintana di Sukabumi. Namun jalur paling populer adalah melalui Kebun Raya Cibodas di kaki Taman Nasional Gede Pangroro.
Gunung Gede merupakan salah satu dari lima taman nasional yang kali pertama di umumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di wilayah Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi di Provinsi Jawa Barat. Rata-rata suhu kawasan pundang gunung dikisaran 18 derajat celcius pada siang dan sampai 5 derat celcius pada malam hari.
Cara Menuju Taman Bunga Edelweis Surya Kencana
Selain disebutkan di atas, melalui Desa Gunung Putri di Cipanas adalah salah satu pilihan yang menarik. Kami memilih melalui desa Gunung Putri karena dengan pertimbangan kawasan Cibodas dan Cipanas berdekatan sehingga mencoret akses melalui Salabintana di Sukabumi. Akhirnya tim tipsjalan.com memutuskan mendaki melalui desa Gunung Putri Cipanas yang rutenya lebih pendek.
Masing-masing rute memiliki plus minusnya. Jika mendaki melalui Cibodas, rutenya agak panjang dan mesti menaklukkan dulu puncak Gunung Gede, baru turun ke Surya Kencana. Pada rute ini kamu akan dimanjakan dengan sajian alam yang menawan. Karena daya tarik wisata alam seperti Air Terjun Cibeureum dan lainnya akan membuat Kamu menikmatinya. Sedangkan jika mendaki dari Gunung Putri mesti menanjak terus tanpa adanya jalan datar.
Mitologi Suara Kaki Kuda Kisah Mistis Di Taman Bunga Edelweis Surya Kencana
Selain daya tari pemdangan dan tantangan alamnya, Surya Kencana memiliki ‘bumbu’ kisah mistsis bercampur mitologi. Konon beberapa pendaki Gunung Gede yang menyambangi Surya Kencana mendengan suara kaki kuda berlarian. Namun, tidak tampak wujud kuda tersebut.
Menurut cerita rakya, kejadian itu pertanda Pangeran Surya Kencana datang ke alun-alun dikawal para prajuritnya . Kesempatan lain, para pendaki kadang melihat sebuah istana.
Dalam rakyat Surya Kencana merupakan nama seorang Pangeran Aria Wiratanudatar pendiri kota Cianjur yang beristri putri jin. Pangeran Surya Kencana memiliki dua putra, yakni Prabu Sakti dan Prabu Siliwangi. Adapun kawasan Gunung Gede merupakan tempat bersemayam Pangeran Surya Kencana.
Petilasan singgasana Pengeran Surya Kencana beruapa sebuah batu besar berbentuk pelana. Hingga kini petilasan tersebut masih berada di tengah alun-alun dan disebut Batu Dongdang. Sumber air di tengah alun-alun dipercaya dulu merupakan jamban untuk keperluan minum dan mandi. Dalam hutan yang mengitari alun-alun Suraya Kencana ini terdapat sebuah situs kuburan kuno yang konon dipercaya sebagai tempat bersemanyam Prabu Siliwangi.
Gunung Gede Destinasi Favorit Para Pendaki
Karena lokasi gunung gede berdekatan dengan kawasan Jabotabek dan Bandung, sulit ditepis bahwa Gunung Gede Pangroro merupakan salah satu kompleks gunung favorit di Indonesia.
Menurut kabar, setidaknya setiap tahun sekitar 50 ribu wisatawan mengunjungji TNGP. Untuk mengurangi dampak kerusakan akibat wisatawan yang melimpah, biasanya Taman Nasional Gede Pangroro ditutup secara periodik.
Keindahan Taman Nasional Gede Pangroro Gunung Gede sulit dilukiskan dengan kata-kata. UNESCO sendiri telat menetapkan TNGP menjadi Cagar Biosfir pada tahun 1977 silam.